Thursday, July 21, 2016

19 Unsung Hero Saya Ketika Kuliah


“Bagaimana caranya menjadi ‘Pahlawan’?
Belajarlah, untuk tidak melulu memikirkan dirimu sendiri.”
(Benny Prastawa)

Akhir 2014 lalu, saya diwisuda. Saat itu, saya tidak tahu harus merasakan apa. Bangga, haru, senang, atau malah—biasa saja. Sejujurnya, saya jauh lebih lega dan bangga saat saya berhasil menyelesaikan skripsi dengan segala hiruk-pikuk revisinya. Alih-alih bangga, saya malah merasa biasa saja saat memakai toga dan mengenakan ‘jubah kebesaran’ (ya, kebesaran dalam artian yang sebenarnya).

Atas pencapaian itu, saya merasa perlu berterima kasih pada “mereka”. Selama 4,5 tahun menempuh studi di perguruan tinggi, “mereka” sering mengentaskan saya dari situasi yang serba sulit. Boleh jadi, kita sering memandang “mereka” sebelah mata. Kita sering mengabaikan “mereka”, bahkan menganggap remeh pekerjaannya hanya karena status profesi atau pendapatan yang kecil. Padahal, peranan “mereka” sangat vital dalam lika-liku kehidupan para mahasiswa di kampus. Jika bukan karena pertolongan “mereka”, saya dan para mahasiswa di planet ini tidak akan pernah ‘melihat matahari’.

Saya menyebutnya para “UNSUNG HERO”.

Berikut ini, saya tuliskan 19 orang atau pihak yang ikut berjasa melancarkan kuliah saya. “Mereka”, yang seharusnya tertulis di halaman kata pengantar skripsi saya—jika bukan karena batasan halaman dan persoalan regulasi.

*   *   *

(1)
Terima kasih kepada Mas-Mas Fotokopi yang telah membantu saya dalam menggandakan jodoh berbagai macam dokumen penting seperti handout, tugas, makalah, dan ratusan lembar skripsi saya. Sebegitu pentingnya peranan kalian sampai saya harus menempatkan kalian di posisi teratas.

(2)
Terima kasih kepada Ibuk-Ibuk Pemilik Warung Makan yang sudah mencukupi gizi saya selama kuliah. Berkat kalian, saya terhindar dari malnutrisi dan busung lapar. Entah apa jadinya seorang lajang yang tak bisa masak seperti saya, tanpa kehadiran warung makan kalian.

(3)
Terima kasih kepada Guru-Guru SD saya yang telah mengajari saya baca-tulis-hitung. Tanpa kalian, mungkin saya sudah terasing dari peradaban dan meringkuk di Rumah Sakit Ghrasia, di Sleman.

(4)
Terima kasih kepada Mas-Mbak Karyawan PT. ABDI Yogyakarta. Berkat ‘gadget’ dari kalian, saya bisa nyambung saat sidang dan ngobrol dengan dosen.

(5)
Terima kasih kepada Mamang Tukang Cukur yang telah sabar menghadapi rambut saya yang senewen. Karena jasa kalian, saya bisa tampil modis dan gaya, layaknya mas-mas di poster Top Collection.

(6)
Terima kasih kepada para Muadzin di masjid-masjid yang telah membantu mengingatkan saya perihal waktu sholat.

(7)
Terima kasih secara khusus saya sampaikan kepada Mas-Mas Penungu Warung Burjo. Berkat kalian, saya tidak harus mlarat-mlarat ke McD, KFC, Starbuck dan restoran cepat saji lainnya saat lapak ibuk-ibuk tutup.

(8)
Terima kasih kepada Bapak Kos yang telah memberi saya ruang kecil untuk nunut ngiyup. Semoga kos-kosannya tidak banjir lagi.

(9)
Oh iya, terima kasih juga kepada para Kuli Bangunan yang rela berpeluh-peluh membangun dan merenovasi kampus saya tercinta. Berkat para kuli, saya bisa kuli-ah. Semoga Tuhan membalas kalian dengan pahala jariyah.

(10)
Terima kasih kepada Para Tukang yang telah memasang jamban. Apapun modelnya (jongkok, duduk, atau berdiri), keberadaan kalian telah menyelamatkan milyaran orang dari sembelit dan pandemi penyakit, tak terkecuali saya dan segenap warga kampus lainnya.

(11)
Terima kasih kepada para Penjual Pulsa yang telah menyediakan pulsa dan paket internet. Kalian tahu, anak muda sekarang butuh pulsa layaknya pasien ICU butuh oksigen.

(12)
Terima kasih kepada Para Montir yang rela membuka bengkelnya hingga larut malam. Maafkan saya jika sering merepotkan kalian saat minta ‘isi angin’ karena uang yang saya bayarkan terlalu ‘kejam’ yang bahkan tidak mencukupi untuk membeli coffeemix di warung burjo.

(13)
Terima kasih kepada para Penjual Buku di Kompleks Taman Pintar yang telah membantu melengkapi referensi skripsi saya. Saya banyak belajar tentang sikap qana’ah, tawadhu, dan filsafat narimo ing pandum dari kalian.

(14)
Terima kasih kepada para Pembuat Es Batu. Karena es kalianlah, segala jenis teh dan jus yang saya minum menjadi lebih nikmat. Saat cuaca terik, es batu kalian sangat membantu.

(15)
Terima kasih kepada Mas-Mas Tukang Parkir yang setia menjaga motor saya selama diparkir di kampus. Maafkan, jika kalian mendapati keteledoran saya dalam memarkir motor sehingga tampak amburadul.

(16)
Terima kasih kepada Mas dan Mbak Penjaga Warnet Kampus. Kalian membantu saya mendapat hiburan dan pencerahan dari internet. Maaf jika saya sering datang larut malam atau pagi-pagi buta. Untung kalian belum kawin, sehingga tidak perlu cemas dipisuhi pasangan jika kalian mendapat shift malam.

(17)
Terima kasih kepada para Penjual Koran yang membantu saya mencari informasi yang teraktual.

(18)
Terima kasih kepada para Pengamen Angklung di Lampu Merah. Keberadaan kalian sering menghibur saya di tengah cuaca terik dan situasi mood yang tidak menentu.

(19)
Terima kasih kepada Mas-Mbak Alumni yang skripsi dan tesisnya saya jadikan bahan untuk membantu skripsi saya. Tulisan-tulisan kalian adalah 'Warisan Paling Berharga'  yang akan menolong adik-adik kelas kalian yang hilang arah karena skripsi.

*   *   *

Itulah para unsung hero yang telah berjasa mengantarkan saya menjadi sarjana. Dalam hal ini, saya merasa sangat berhutang budi pada mereka. Entah bagaimana saya bisa membalas semua jasa baik mereka. Di tulisan ini, saya hanya bisa mendoakan, semoga Tuhan Yang Maha Pengasih berkenan memberi mereka umur dan penghidupan yang penuh berkah, melapangkan rezekinya, dan memudahkan segala urusannya, Aamiin.

Kula—Benny Prastawa—wonten ing wekdal punika ngaturaken agenging panuwun.[]
July 21, 2016Benny Prastawa