Monday, November 14, 2016

Gadget!


Aku takut suatu saat gadget akan menghabisi kemanusiaan kita.

Jangan-jangan...
Ketika menolong orang, yang terpikir pertama kali adalah meliputnya, menguploadnya, kemudian mencari sensasi demi eksistensi, bukan fokus pada aktivitas berbagi.

Jangan-jangan...
Ketika bercakap-cakap, yang dibicarakan kemudian tidak pernah jelas. Lawan bicara diabaikan dengan atensi tertuju pada layar gadget. Entah itu wujud kesombongan atau sikap apatis. Nyatanya, banyak orang modern begitu kok. Anehnya, mereka merasa hal itu biasa dan baik-baik saja.

Jangan-jangan...
Ketika makan bersama, hidangan yang tersaji dibiarkan dingin. Semua perhatian tertuju pada gadget, bukan lantas mengambil sendok dan menikmati hidangan di atas piring. Beruntunglah, jika tidak ada lalat yang ikut termakan.

Jangan-jangan...
Ketika ada orang kecelakaan, boro-boro segera menolong—yang ada malah asik memotret korbannya dulu, baru kemudian menelpon ambulans.

Jangan-jangan...
Ketika ada kebakaran, yang ditelepon pertama kali bukan pemadam kebakaran, tapi wartawan. Begitu kita diliput, masuk TV, heboh sekali menguploadnya di youtube. Lumayan, buat dongkrak popularitas—katanya. Siapa tahu ada produser yang minat terus diajak main film.

Jangan-jangan...
Kitalah yang menjajah kemanusiaan kita sendiri. Dengan gadget di tangan, kita justru menggerus kemanusiaan kita sendiri. Apatis. Skeptis. Mudah terbawa isu. Menganggap apa yang tertera di gadget adalah kebenaran tunggal.

Jangan-jangan...
Ah, sudahlah. Aku hanya berharap bisa bertemu dengan lebih banyak orang yang benar-benar manusia. Merekalah orang-orang yang paham bagaimana memanusiakan manusia. Bukan manusia jadi-jadian yang setengah kemanusiaannya diberangus ‘iblis’ bernama “gadget!” []
November 14, 2016Benny Prastawa